Selasa, 16 Juni 2009

Kamu Babi !


Babi adalah hewan kontroversial : dianggap haram dan menjijikkan, namun juga ... dimakan.

Orang tidak tersinggung disebut 'macan', bahkan juga 'ular'. Tapi menyebut seseorang sebagai babi adalah penghinaan yang tak termaafkan. Babi itu paduan antara bodoh dan kotor, padahal kotoran babi adalah pupuk kandang terbaik di antara semua hewan ternak, demikian kata Ir. Buya*)   ;-).

Sekarang babi kena wabah flu. Kerugian sudah pasti ditanggung oleh semua penggemar babi. Tapi bagaimana dengan para antibabi?

"Babi, juga anjing, adalah penyerap polutan terbaik", kata Dr. Gretha Zahar seminggu lalu.
"Tubuh babi mengandung magnifikasi logam", kata Prof. Sutiman Bambang Sumitro 10 tahun lalu.
"Babi adalah decomposer yang hebat, karena dia mengubah semua polutan dan logam dalam tubuhnya menjadi pupuk yang sangat hebat", pikir saya setelah memadukan pikiran orang-orang hebat itu.

Orang Jawa kuno pasti tahu tentang peran babi sebagai decomposer ini, karena mereka menyebut babi dalam kromo inggil sebagai 'tiyang handapan' atau mahluk rendahan. Rendah itu karena tugasnya melakukan penguraian material kompleks menjadi bentuk-bentuk sederhana, persis seperti pekerjaan para pemulung. Tapi apakah rendah kalau tugas tersebut memungkinkan siklus Bumi berlangsung, sehingga setiap material selalu bisa diserap dengan baik dan dimanfaatkan kembali oleh Bumi?

Babi sedang kena wabah flu, apa artinya?
Artinya, sebagai decomposer, ia merupakan indikator tentang kesehatan Alam yang bekerja di area daratan. Sebelumnya burung yang kena pilek; mereka juga indikator kesehatan Alam, namun dinasnya di wilayah atmosfer. Pesan-pesan sudah jelas: badan (baca: Bumi) sudah demam dan meriang, ingus sudah mengucur.... Jika semua indikator tidak digubris, kita tunggu saja berapa lama tubuh Bumi bisa bertahan untuk tidak menggigil hebat dan muntah-muntah.


(Bukankah hebat Tuhan kita itu? Menyebutnya haram, membuat kita terkecoh dan menghina si bagong sebagai najis dan tak berharga. Padahal mana mungkin Tuhan lupa atau salah?
Bersama semut, kelabang, kecoa, cacing dan sebagainya, babi dan 'teman-teman kotornya' itu bahu-membahu membersihkan Bumi. Babi memang haram dimakan, tapi mestinya tidak haram jika dimanfaatkan untuk kepentingan lain secara kreatif.

"Jika ada yang menyebutmu babi, ingatlah... mungkin artinya "Kamu mulia", kata Bambang, teman saya. Saya jadi berkhayal, sebagai penyerap polutan yang baik, mungkin saja di masa yang tidak terlalu jauh, orang akan memelihara seekor babi di halaman pojok belakang rumahnya sebagai bagian dari upaya memelihara kesehatan...)


*) Ir Buya : my hubby ...


Miss Piggy Mugshot
picture source: http://www.freakingnews.com/Miss-Piggy-Mugshot-Pictures-48534.asp


picture source: http://www.funnypics4all.com/pics/1/2/1283.jpg